Menghadapi Rekan Kerja Dengan Gap Usia yang Relatif Lebar

Dimanapun kita berada dalam suatu komunitas, sudah barang tentu kita akan dihadapkan dengan berbagai macam karakteristik orang. Begitu juga di dunia kerja. Bahkan masalah yang lebih kompleks dapat muncul disini. Kita akan berhadapan dengan orang dengan berbagai perbedaan background disiplin ilmu, latar belakang budaya, senioritas, dan juga gap usia yang begitu lebar antara anda dengan rekan kerja anda yang seringkali juga dapat menimbulkan berbagai macam problem. Kita harus mampu menghadapi berbagai macam karakteristik dan tempramen rekan kerja kita karena itu akan berimbas pada suasana kerja di kantor anda. Sebagai satu Teamwork, Anda akan bertemu dengan mereka setiap hari dan anda pasti akan memerlukan dukungan atau bantuan dari mereka dalam menyelesaikan tugas anda sehari-hari. Nah, apa saja masalah yang mungkin timbul dan bagaimanakah menghadapi rekan kerja yang usainya terpaut sangat jauh dengan kita ?

1. Perbedaan Usia Yang Jauh Berbanding Lurus Dengan Perbedaan Generasi

Ingatlah bahwa anda dan mereka seakan hidup di dunia yang berbeda. Apalagi apabila menghadapi orang sepuh yang cenderung tidak mau menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman, baik itu dari segi sistem kerja maupun dalam pemanfaatan IT. Tipe sepuh seperti ini biasanya suka memerintah kita (untuk menyamarkan kekurangan mereka yang belum melek IT…hehehe) untuk mengerjakan semua pekerjaan yang berbau IT seperti mengerjakan tabel dengan formulasi yang lumayan ribet, dokumen yang memerlukan aplikasi tertentu dalam pengerjaanya, ataupun sekedar mengirim atau membalas e-mail dari rekan kerja. Hal ini tidaklah mengherankan dimana mereka tumbuh di era yang jauh dari apa yang kita kenal dengan dunia IT, terlebih dunia Cyberg yang akrab dengan kehidupan sehari-hari kita. Di satu pihak, mereka mungkin mengalami kesulitan untuk menerima dan belajar tentang apa yang namanya IT saat ini, apalagi dunia “Maya”. Celakanya, banyak diantara mereka cenderung merasa gengsi untuk minta tolong diajarkan tentang dunia yang bagi mereka sama sekali baru dan “ajaib” ini dari junior seperti kita.

2. Cobalah Memahami Apa Yang Mereka Sukai

Adakalanya kita harus sedikit “menenggelamkan diri” di dunia mereka. Mulailah dari hal-hal kecil, misalnya cobalah mencari tahu lagu nostalgia kesukaan mereka, dan mendownloadkannya di Internet. Ini bisa sekalian memperkenalkan mereka dengan IT. Bukankan untuk mempelajari sesuatu akan lebih cepat apabila kita menyukai dan tertarik dengan apa yang akan kita pelajari itu? Mengetahui makanan favorit mereka juga akan sangat membantu dalam membina hubungan dengan para sepuh. Biasanya mereka suka dengan makanan tradisional. Cobalah sekali-sekali memberi mereka oleh-oleh jenis makanan tersebut saat anda masuk kerja atau sedatang dari keluar kantor (tanpa bermaksud nyogok yahhh J). Dengan mengetahui dan menyelami apa yang mereka sukai maka anda akan bisa lebih diterima di kalangan mereka.

3. Tetap Bersikap Sopan dan Hormati Senioritas Mereka

Bagaimanapun, kita harus selalu bersikap sopan dan hormat kepada semua orang, apalagi kepada orang yang lebih tua. Meskipun seringkali mereka bersikap yang tidak mengenakkan atau bahkan cenderung sangat childish, kita mesti tetap menjaga sikap terhadap mereka. Lagipula, dari segi pengalaman kerja mereka sudah barang tentu memiliki jam terbang yang jauh lebih tinggi daripada kita.  Jangan terlalu menunjukkan rasa tidak suka kita dengan sikap mereka itu. Semakin kita terlihat tidak menghargai mereka, semakin sulit mereka menerima kita.

4. Dalam Kesempatan Tertentu Perkenalkan Mereka Hal-Hal yang Berbau “Anak Muda”

Apabila ada waktu luang, perkenalkanlah mereka dengan dunia anda. Misalnya, cobalah ajak mereka mendengarkan musik generasi anda, atau mengenalkan mereka pada game-game komputer sederhana yang mudah dipahami. Percaya atau tidak, dalam diri orang sepuh itu masih tersisa jiwa anak-anak. Dari pengalaman saya, mereka justru sangat antusias dan tertarik ketika diajarkan game-game sederhana dan juga dikenalkan dengan musik masa kini. Dengan cara ini diharapkan tercipta keakraban diantara anda dan mereka, sehingga gap yang timbul akan semakin sempit.

5. Dengarkan  Nasehat Mereka Meskipun Terkadang Hal Tersebut Sudah Anda Anggap Tidak Relevan Lagi Dengan Perkembangan Jaman Saat Ini

Sudah menjadi rahasia umum bahwa orang tua indentik dengan cerewet atau istilah anak muda sekarang “cermen”. Cobalah mendengarkan apa yang mereka nasehatkan kepada kita meski mungkin jalan pikiran kita samasekali berbeda dengan mereka. Dari sekian nasehat mereka pasti ada yang berguna buat kita. Beberapa sepuh seringkali memperlakukan kita sebagai anak atau bahkan cucu mereka. Akan sangat menguntungkan bagi kita apabila memiliki rekan kerja tipe ini. Binalah hubungan baik dengan mereka, ini akan sangat menguntungkan anda. Anda dapat menggali ilmu dan pengalaman mereka sebagai bekal dalam perjalanan karir anda yang masih panjang.

6. Bersikap Netral Dalam Menghadapi Segala Komentar ataupun Keluhan Mereka

Sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam suatu komunitas pasti ada saja gosip-gosip tertentu yang beredar, dan biasanya para “manula” ini suka sekali bergosip, atau sekedar mengadukan hal-hal tertentu atau berkeluh-kesah kepada kita. Meski kita merasa topik ataupun gosip itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan kita, ada baiknya kita tetap berusaha mendengarkan ocehan mereka (sambil pura-pura tertarik…hehehe). Ingat, selalu bersikap netral, tidak perlu membuat komentar yang kontroversil ataupun terkesan membela satu pihak tertentu. Anda adalah orang baru, anda belum mengenal betul watak dari rekan kerja anda. Jangan sampai statement yang anda keluarkan menjadi bumerang bagi anda di kemudian hari…

Nah, perbedaan usia antara kita dan senoir kita tidak akan menjadi batu sandungan untuk karier kita ke depan apabila kita bisa menyikapinya dengan tepat dan bijak bukan…???

    • putu umy
    • April 26th, 2010

    yups! that’t what I’m thinking as well … Mereka terancam eksistensinya dengan “kami” yang notabene-nya adalah junior sejati tanpa pilihan yang “selalu mengalah” demi memuluskan “goal/pencapaian” mereka … (*ketawa mode:on*)

    sipirili! nanti sering – sering cek & ricek blog dikau untuk saling berbagi … thanks again 6^_^

  1. Satu hikmah positip yg bisa diambil dari cerita2 teman yg lebih berumur adalah kita lebih bs mengerti dan siap akan permasalahan2 yg mungkin akan kita hadapi di kemudian hari..
    Jadi, kenapa mesti ragu masuk ke dalamnya..? Bukankah seorang dgn kwalitas unggul tercermin dari kemampuannya beradaptasi di semua kondisi…

    • @.Eka Kusmawan :

      Nah ini nih, sudut pandang dari yang senior…..hehehe

      Agree..!!! Benar sekali bahwa unggulnya kwalitas SDM bisa dilihat juga dari kemampuannya untuk beradaptasi di lingkungan manapun dia berada…
      Dan seperti yang sudah saya singgung sedikit di point #3 dan #5, bahwa bagaimanapun senoir itu sudah memiliki jam terbang yang jauh lebih tinggi daripada kita, jadi dari sekian nasehat atau “petuah” mereka pasti ada yang berguna buat karir kita ke depannya….

      Betul begitu bukan senior..???? 🙂

  2. masalahnya, kadang senior tidak turut serta ikut memahami kondisi juniornya … mereka (baca: senior) terkesan “menuntut” junior bisa memahami “keadaan” mereka tanpa menghiraukan keadaan junior … jadi, seolah – olah mereka terjebak pada “kesenioritasan” yang memposisikan diri sebagai seorang “superior” dari sang junior. Apakah hal ini adil?
    Dan, apabila mereka terdesak pada suatu permasalahan yang tidak bisa mereka atasi, apakah adil jika mereka “lempar tanggung jawab” pada junior dan “melarikan diri” dari masalah tersebut?

    • @ putu umy :

      Waduh, apakah ini pengalaman pribadi…??? hehehe….
      Yah, emang sih menghadapi senior “disana” saya juga merasakan sangat sulit…:)
      Berbicara tentang “adil” atau tidak, tentu tidak ada ukuran yang absolut. Kalau dipandang dari sisi kita sebagai junior, itu terasa sangat tidak adil. Tapi dari sudut pandang “mereka”, mungkin mereka pikir itu sah-sah saja…Di satu pihak karena mereka sudah menganggap diri mereka sudah expert di segala bidang, di pihak lain, mungkin saja mereka merasa terancam dengan eksistensi kita disana karena dari segi kapabilitas bukan tidak mungkin kita jauh berada di atas mereka…
      Jadi, menurut saya dalam keadaan seperti ini jangan terlalu terlarut dalam rasa “ketidakadilan” ini. Just focus on your carreer…Do your task, ignore the singing of the crows around you….:)
      Kalau masih ga tahan, ya ajukan Resign Letter….hahaha…..
      Peace Mbok…….V^_^|

      Btw, thank’s Mbok Umy for visiting this Blog….sering-sering aja yaaaa…..:)

    • Kadek Karang
    • April 21st, 2010

    Permasalahan Gap usia pada dasarnya semua orang pernah mengalami baik ditempat kerja maupun di tempat yang lain dan semua itu merupakan suatu hal yang alami. Untuk itu diperlukan seni setiap orang mampu menghandle hal ini. Dengan apa yang disampaikan dalam tulisan tersebut diyakini akan memberikan pengetahuan bagaimana seseorang bisa menghadapi Gap usia dimanapun juga.

    • @ Kadek Karang :
      Yah, muncul juga akhirnya…
      Betul…..Betul….Betul…Memang dimana-mana kita seringkali dihadapkan pada masalah Gap Usia ini…
      Seringkali terasa begitu berat dan benar-benar menguji kesabaran kita…
      Btw, Jeg mantap comment’ne…..
      Thank’s anyway for visiting this Blog…

  1. No trackbacks yet.

Leave a comment